Indonesia mempunyai banyak cerita rakyat,sejarah bahka mitos yang secara tuurun temurun di percaya oleh masyarakat.Kalau di sragen terkenal dengan mitos sex Pelacuran dan pesugian gunung Kemukus, Di malang ada Pesugihan gunung Kawi.
Gunung kawi,gunung yang terletak di kabupaten malang ini, Tempatnya terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Malang, Jawa Timur konon katanya menjadi salah satu tempat favorit bagi mereka yang ingin kekayaan secara instan, karena ritualnya yang cukup mudah dan kabarnya sudah banyak yang berhasil melakukan ritual di Gunung tersebut. tidak masuk di akal akan tetapi itulah salah satu fenomena yang ada, ketika orang sudah mulai di sibukan oleh bermacam masalah, ekonomi dan gengsi gede gedean maka ritual ritul mistik pesugihan menjadi salah satu pilihan.
"Banyak cara untuk jadi kaya. Kerja keras tanpa letih berusaha dan berdoa adalah kunci untuk membukanya. Namun banyak pula orang yang tak mau bersusahpayah melakukannya dan memilih jalan pintas. Yakni dengan menggunakan pesugihan."
Di Gunung kawi ada dua tempat yang sering di kunjungi oleh para wisatawan yang pertama adalah Pesarehan (komplek makam) Gunung Kawi sementara yang kedua adalah Pertapaan Kraton Gunung Kawi.menurut cerita dua tempat ini menjadi tempat paling sakral bagi mereka yang ingin mencari kekayaan secara instan.
Pesarean (Komplek Makam Gunung Kawi). Di komplek makam ini ada dua makam yang menjadi favorit para pengunjung untuk menziarahinya, konon katanya makam ini mempunyai koneksi terhadap ritual pesugihan tersebut apakah benar hal ini ...? lalu makam siapa itu,..? Menurut sejarah dan juru kenci makam-makam tersebut adalah makam Makam ang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo atau Raden Mas Iman Sudjono, keduanya adalah pengikut Pangeran diponegoro.eyang sujo dan eyang sujono mereka mengasingkan diri ke arah Jawa timur setelah pangeran Diponegoro tertangkap oleh kompeni, keduanya mencari jaan pendidikan untuk meneruskan perjuanganya, eyang sujo dan eyang sujono di makamkan dalam satu tempat liyang lahat. beliau meninggal pada tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876.
Mengapa Makam Kedua tokoh perjuangan ini menjadi tempat favorit para peziarah, konon ceritanya pada zaman dulu eyang sujo pernah berlayar kedaratan china, di sana beliau bertemu dengan seorang janda dan membantu perekonomian janda tersebut, al hasil janda tersebut perekonomiannya mulai terangkat, sebelum sang jabang bayi lahir kedua tokot tersebut berpesan kepad kedua janda tersebut, agar kelak anaknya datang ke Gunung Kawi daerah Jawa. Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya sebatas melihat makam Eyang Jugo, karena Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Dia merawat makam itu dengan baik.Sejak Itulah makam itu ramai di kunjungi oleh peziarah.
Mereka yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan biasanya datang kearea gunung kawi pada hari malam jumat legi atau tgl 12 suro untuk melakukan ritual, Menurut penelusuran sebelum melakukan ritual pesugihan ada beberapa hal yang harus di laksanakan, salahsatunya adalah mandi keramas, lalu tapa brata, selain itu yang pemuja kekayaan itu harus kontrak dengan mahluk halus di gunung tersebut yaitu siap untuk mengorbankan dan menumbalkan nyawa manusia,
Malam 1- 12 suro suasana gunung kawi menjadi sangat terasa aroma mistiknya, lantunan doa peziarah diiringi asap, wangi dupa menyan dan hio china lilin merah serta taburan bunga setaman menjadi kian membawa hawa mistik di Gunung kawi.
Selepas mandi, pelaku pesugihan ini harus bersila di atas selembar daun pisang. Ia tidak boleh makan, minum, dan tidur selama tiga hari. Mereka juga tidak diperbolehkan buang air besar dan air kecil, kecuali mengeluarkannya di atas daun pisang yang didudukinya.
Tapa brata dihentikan jika mereka telah dihampiri selembar daun dari pohon Dewandaru yang gugur dengan sendirinya. Daun itu harus jatuh tepat di tubuh. Gugurnya daun Dewandaru menandakan bahwa untuk menjadi kaya melalui jalur pesugihan Gunung Kawi telah disetujui oleh penguasa gaib yang menunggu pohon Dewandaru. Nantinya, daun itu harus disimpan di dalam bantal alas tidurnya.
Konon Ceritanya setelah satu tahun sang pemuja kekayaan tersebut akan datang pundi-pundi kekayaannya, entah benar atau Wallu A'lam
Pesarean (Komplek Makam Gunung Kawi). Di komplek makam ini ada dua makam yang menjadi favorit para pengunjung untuk menziarahinya, konon katanya makam ini mempunyai koneksi terhadap ritual pesugihan tersebut apakah benar hal ini ...? lalu makam siapa itu,..? Menurut sejarah dan juru kenci makam-makam tersebut adalah makam Makam ang Jugo atau Kyai Zakaria II dan Eyang Sujo atau Raden Mas Iman Sudjono, keduanya adalah pengikut Pangeran diponegoro.eyang sujo dan eyang sujono mereka mengasingkan diri ke arah Jawa timur setelah pangeran Diponegoro tertangkap oleh kompeni, keduanya mencari jaan pendidikan untuk meneruskan perjuanganya, eyang sujo dan eyang sujono di makamkan dalam satu tempat liyang lahat. beliau meninggal pada tahun 1871, dan menyusul Eyang Iman Sujo tahun 1876.
Mengapa Makam Kedua tokoh perjuangan ini menjadi tempat favorit para peziarah, konon ceritanya pada zaman dulu eyang sujo pernah berlayar kedaratan china, di sana beliau bertemu dengan seorang janda dan membantu perekonomian janda tersebut, al hasil janda tersebut perekonomiannya mulai terangkat, sebelum sang jabang bayi lahir kedua tokot tersebut berpesan kepad kedua janda tersebut, agar kelak anaknya datang ke Gunung Kawi daerah Jawa. Pada era tahun 40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya sebatas melihat makam Eyang Jugo, karena Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Dia merawat makam itu dengan baik.Sejak Itulah makam itu ramai di kunjungi oleh peziarah.
Mereka yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan biasanya datang kearea gunung kawi pada hari malam jumat legi atau tgl 12 suro untuk melakukan ritual, Menurut penelusuran sebelum melakukan ritual pesugihan ada beberapa hal yang harus di laksanakan, salahsatunya adalah mandi keramas, lalu tapa brata, selain itu yang pemuja kekayaan itu harus kontrak dengan mahluk halus di gunung tersebut yaitu siap untuk mengorbankan dan menumbalkan nyawa manusia,
Malam 1- 12 suro suasana gunung kawi menjadi sangat terasa aroma mistiknya, lantunan doa peziarah diiringi asap, wangi dupa menyan dan hio china lilin merah serta taburan bunga setaman menjadi kian membawa hawa mistik di Gunung kawi.
Selepas mandi, pelaku pesugihan ini harus bersila di atas selembar daun pisang. Ia tidak boleh makan, minum, dan tidur selama tiga hari. Mereka juga tidak diperbolehkan buang air besar dan air kecil, kecuali mengeluarkannya di atas daun pisang yang didudukinya.
Tapa brata dihentikan jika mereka telah dihampiri selembar daun dari pohon Dewandaru yang gugur dengan sendirinya. Daun itu harus jatuh tepat di tubuh. Gugurnya daun Dewandaru menandakan bahwa untuk menjadi kaya melalui jalur pesugihan Gunung Kawi telah disetujui oleh penguasa gaib yang menunggu pohon Dewandaru. Nantinya, daun itu harus disimpan di dalam bantal alas tidurnya.
Konon Ceritanya setelah satu tahun sang pemuja kekayaan tersebut akan datang pundi-pundi kekayaannya, entah benar atau Wallu A'lam
0 komentar:
Post a Comment